Translate

Kamis, 01 Agustus 2019

PARA SISWA — Dekade Kesatu

Ini adalah dekade atau puluhan kesatu dari daftar nama siswa-siswi Buddha Śākyamuni, yang paralel dengan daftar serupa, Etadagga Vagga (Vagga tentang ‘Ini yang Terunggul’), di Kelompok Satu Aṅguttara Nikāya Pāli. Tidak seperti versi Pāli yang selesai dalam satu vagga, daftar dari Ekottara Āgama ini begitu ekstensif dan dibagi menjadi empat varga, masing-masing untuk bhikṣu (100 nama), bhikṣuṇī (50 nama), upāsaka (40 nama), dan upāsikā (30 nama). Di akhir setiap dekade terdapat sebait syair uddāna yang meringkaskan judul-judul sūtra yang telah dikhatamkan. Maka, seperti padanan Pāli-nya, setiap satu nama siswa seharusnya dihitung sebagai satu unit sūtra tersendiri.

Di sepanjang teks ini juga banyak kita jumpaï kesulitan untuk merekonstruksi nama yang telah ditraduksi ke bahasa Tionghoa, khususnya apabila tokoh yang dimaksud tidak populer. Shan-chou 善肘 (‘sikut yang baik’, *Sukūrpara?) adalah contohnya. Teks-teks Buddhis Tionghoa seringkali menggunakan 肘 untuk menerjemahkan hasta, yakni ukuran panjang dari sikut sampai ujung jari tengah. Namun, baik *Sukūrpara maupun *Suhasta terdengar aneh. Pilihan rekonstruksi akhirnya jatuh pada *Subāhu — nama yang umum digunakan di India. Bāhu berarti ‘lengan bawah’, yakni dari sikut hingga pergelangan tangan. (Serapan dalam bahasa Indonesia, bahu, akan tetapi mengalami pergeseran makna sebagai ‘pundak’.)

Kita mungkin menduga lima nama pertama pada dekade kesatu ini adalah lima bhikṣu perdana Buddha (pañcavargika bhikṣu) yang dikepalaï Ājñāta Kauṇḍinya. Tetapi, Yu-t’o-yi 優陀夷 dan Shan-chou 善肘 adalah nama-nama yang asing dengan Pañcavargika. Terpisahnya Ma-shih 馬師 (Aśvajit) ke awal dekade kedua juga menguatkan bahwa keduanya memang bukan anggota grup ini. Jadi, nama-nama yang dimuat dalam dekade kesatu ini tampaknya dipilih secara acak.







聞如是。
Demikianlah yang telah kudengar:



一時,佛在舍衛國,祇樹給孤獨園。
Pada suatu ketika Buddha berada di Śrāvastī, di Hutan Jeta di Taman Anāthapiṇḍada.



爾時,世尊告諸比丘:「我聲聞中,第一比丘寬仁博識,善能勸化,將養聖眾,不失威儀,所謂阿若拘隣比丘是。
Pada saat itu Bhagavan bersabda kepada para bhikṣu: “Di antara siswa-siswa-Ku, bhikṣu yang terunggul dalam berpengasihan lebar dan berpengetahuan luas, mampu dengan baik menganjur dan merubah, penghulu dan perawat saṅgha para suci, tidak pernah kehilangan tatakrama, ialah Bhikṣu A-jo Chü-lin (Ājñāta Kauṇḍinya).”

初受法味,思惟四諦,亦是阿若拘隣比丘。
Yang terawal dalam menerima rasa Dharma dan menimbang Empat Kebenaran juga ialah Bhikṣu A-jo Chü-lin.

善能勸導,福度人民,所謂優陀夷比丘是。
Yang mampu dengan baik menganjur dan memandu, mengayomi dan menyelamatkan rakyat, ialah Bhikṣu Yu-t’o-yi (Udāyin).

速成神通,中不有誨,所謂摩訶男比丘是。
Yang tercepat mencapai penembusan spiritual (abhijñā), berhasil tanpa adanya instruksi, ialah Bhikṣu Mo-ho-nan (Mahānāman).

恒飛虛空,足不蹈地,所謂善肘比丘是。
Yang senantiasa terbang di angkasa, kakinya tak pernah memijak bumi, ialah Bhikṣu Shan-chou (‘Sikut yang Baik’, *Subāhu).

乘虛教化,意無榮冀,所謂婆破比丘是。
Yang dengan wahana kehampaan mengajar dan merubah, dalam pikirannya tiada mengharapkan kemegahan, ialah Bhikṣu P’o-p’o (Vāṣpa?)¹.

居樂天上,不處人中,所謂牛跡比丘是。
Yang gemar bermukim di alam surga dan tidak bertempat di antara manusia ialah Bhikṣu Niu-chi (‘Tapak Sapi’, Gavāmpati)².

恒觀惡露不淨之想,所謂善勝比丘是。
Yang senantiasa mengamati persepsi dari ekspose ketidakmurnian (aśubha saṃjña) ialah Bhikṣu Shan-shêng (‘Kemenangan Baik’, *Vijaya? *Sujita?).

將養聖眾,四事供養,所謂優留毘迦葉比丘是。
Yang menghului dan merawat saṅgha para suci dengan persembahan empat kebutuhan ialah Bhikṣu Yu-liu-p’i Chia-shê (Uruvilvā Kāśyapa).

心意寂然,降伏諸結,所謂江迦葉比丘是。
Yang batinnya damai, telah menaklukkan segala belenggu, ialah Bhikṣu Chiang Chia-shê (‘Kāśyapa Sungai’, Nadī Kāśyapa).

觀了諸法,都無所著,所謂象迦葉比丘是。」
Yang, dalam mengamati dan memahami segala dharma, sama sekali tiada melekat ialah Bhikṣu Hsiang Chia-shê (‘Kāśyapa Gajah’, Gaja Kāśyapa)³.”




(UDDĀNA:)

Chü-lin, t’o-yi, nan,
Sikut yang Baik, yang kelima: p’o,
Tapak Sapi dan Kemenangan Baik,
tiga bersaüdara Chia-shê.







—— Ekottara Āgama, Kelompok Satu.
Dekade ke-1 dari varga IV, “Para Siswa” (弟子品).
Padanan Pāli: AN I.14 (Etadagga Vagga).






CATATAN:

¹ Sepertinya merupakan transkripsi bentuk Prakerta: Vappa.

² Setengah bagian kedua dari terjemahan ini, -chi ‘tapak’, juga mengandaikan bentuk aslinya Prakerta: *-padi.

³ Aslinya di sini tampaknya dalam bentuk Prakerta yang ambigu dan bisa berpadan dengan kata Sanskerta gayā atau gaja. Penerjemah Tionghoa memilih arti yang kedua: hsiang 象 ‘gajah’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar