Translate

Minggu, 18 Agustus 2013

Sutra tentang Lima Pertanda

《五瑞經》

Ekottara Agama Dewa Sakra Indra Yuhuang Giok Hong Kaisar

聞如是。
Demikianlah yang telah kudengar:



一時,佛在羅閱城,迦蘭陀竹園所,與大比丘眾,五百人俱。
Pada suatu ketika Buddha berada di Rājagṛha di Hutan Bambu Karaṇḍa, bersama dengan sekumpulan besar bhikṣu yang berjumlah 500 orang.



爾時,三十三天有一天子,身形有五死瑞應。云何為五?
Pada saat itu terdapatlah seorang devaputra di Surga Trāyastriṃśa yang tubuhnya mulai menampakkan lima pertanda kematian. Apakah kelimanya itu?

一者、華冠自萎。
1. Mahkota bunganya layu sendiri.

二者、衣裳垢坋。
2. Pakaiannya mulai kotor.

三者、腋下流汗。
3. Ketiaknya mengeluarkan keringat.

四者、不樂本位。
4. Ia tidak merasa nyaman lagi duduk di tempatnya.

五者、玉女違叛。
5. Para bidadari meninggalkannya.

爾時,彼天子愁憂苦惱,搥胸歎息。
Pada saat itu, dengan diliputi perasaan khawatir dan amat menderita, devaputra tersebut menebah dada dan berkeluh-kesah.



時,釋提桓因聞此天子愁憂苦惱,搥胸歎息,便敕一天子:「此何等音聲,乃徹此間 ?」
Tatkala Śakra devānām-indra mendengar suara devaputra tersebut menebah dada dan berkeluh-kesah dengan diliputi perasaan khawatir dan amat menderita, maka dipanggilnyalah seorang devaputra: “Suara apakah itu yang terdengar sampai kemari?”



彼天子報言:「天王!當知。今有一天子,命將欲終,有五死瑞應:
Jawab devaputra itu: “Wahai raja para dewa, ketahuilah! Saat ini terdapat seorang devaputra yang usianya hampir berakhir, dan lima pertanda kematian mulai nampak padanya:

一者、華冠自萎。
1. Mahkota bunganya layu sendiri.

二者、衣裳垢坋。
2. Pakaiannya mulai kotor.

三者、腋下流汗。
3. Ketiaknya mengeluarkan keringat.

四者、不樂本位。
4. Ia tidak merasa nyaman lagi duduk di tempatnya.

五者、玉女違叛 。」
5. Para bidadari meninggalkannya.”



爾時,釋提桓因往至彼欲終天子所,語彼天子言:「汝今何故愁憂苦惱,乃至於斯?」
Pada saat itu berangkatlah Śakra devānām-indra menuju ke tempat devaputra yang akan meninggal itu, dan berkata kepadanya: “Mengapakah engkau kini diliputi perasaan khawatir dan amat menderita sampai sedemikian?”



天子報言:「尊者因提。那得不愁憂苦惱?命將欲終,有五死怪:華冠自萎、衣裳垢膩、腋下流汗、不樂本處、玉女違叛。今此七寶宮殿,悉當忘失,及五百玉女,亦當星散。我所食甘露者,今無氣味!」
Devaputra itu menjawab: “Wahai Indra yang mulia, bagaimanakah aku tidak diliputi perasaan khawatir dan amat menderita? Usiaku hampir berakhir dan lima pertanda kematian mulai nampak: mahkota bungaku layu sendiri, pakaianku mulai kotor, ketiakku mengeluarkan keringat, aku tidak merasa nyaman lagi duduk di tempatku, dan para bidadari meninggalkanku. Mulai saat ini istanaku yang terbuat dari tujuh permata akan hilang terlupakan, dan kelima ratus bidadariku juga akan terserak. Amṛta yang biasa kumakan kini telah kehilangan rasanya!”



是時,釋提桓因語彼天子言:「汝豈不聞如來說偈乎?
Lalu berkatalah Śakra devānām-indra kepada devaputra itu: “Tidak pernahkah engkau mendengar Tathāgata mengucapkan gāthā:

『一切行無常  生者必有死
 不生則不死  此滅為最樂』

‘Segala yang berkondisi tidak kekal.
Apa yang lahir, niscaya akan mati.
Tiadanya kelahiran berarti tiada lagi kematian
— penghentian inilah kebahagiaan tertinggi.’

汝今何故愁憂乃至於斯?一切行無常之物。欲使有常者,此事不然。」
Mengapakah engkau kini merasa demikian khawatir? Segala yang berkondisi merupakan subjek ketidakkekalan. Mengharapkannya kekal selama-lamanya merupakan hal yang mustahil.”



天子報言:「云何?天帝。我那得不愁憂?我今天身清淨無瑕穢;光喻日月,靡所不照。捨此身已,當生羅閱城中,豬腹中生,生恒食屎。死時為刀所割。」
Devaputra itu menjawab: “Bagaimana lagi, raja para dewa? Masakan aku tidak khawatir? Kini aku memiliki tubuh dewata yang murni tanpa kekotoran; cahayaku melampaui matahari dan rembulan, dan tiada yang tidak diterangi olehnya. Setelah aku meninggalkan tubuh ini, aku akan terlahir di Rājagṛha dalam perut seekor babi, dan sepanjang hidupku aku akan memakan kotoran. Kemudian aku akan mati tersembelih oleh pisau.”



是時,釋提桓因語彼天子言:「汝今可自歸佛、法、眾。若當爾時,便不墮三惡趣。」
Maka Śakra devānām-indra berkata kepada devaputra itu: “Kini engkau boleh berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Saṅgha sehingga apabila tiba saatnya, engkau tidak akan terjatuh ke tiga jalur kelahiran rendah (durgati).”



是時,天子報言:「豈當以歸三尊,不墮三惡趣乎?」
Lalu devaputra itu menjawab: “Bagaimana mungkin dengan berlindung kepada Tiga Yang Mulia takkan terjatuh ke tiga jalur kelahiran rendah?”



釋提桓因曰:「如是!天子。其有自歸三尊者,終不墮三惡趣也。如來亦說此偈:
Śakra devānām-indra berkata: “Begitulah, devaputra! Barangsiapa yang berlindung kepada Tiga Yang Mulia, tidak akan terjatuh ke tiga jalur kelahiran rendah. Tathāgata juga mengucapkan gāthā ini:

『諸有自歸佛  不墮三惡趣
 盡漏處天人  便當至涅槃』

‘Mereka yang berlindung kepada Buddha
takkan terjatuh ke tiga jalur kelahiran rendah.
Mengakhiri kebocoran batin (āsrava) di antara dewa dan manusia,
akan tibalah mereka di Nirvāṇa.’



爾時,彼天問釋提桓因:「今如來竟為所在?」
Pada saat itu bertanyalah devaputra itu kepada Śakra devānām-indra: “Di manakah kini Tathāgata berada?”



釋提桓因曰:「今如來在摩竭國,羅閱城中,迦蘭陀竹園所,與大比丘眾,五百人俱。」
Śakra devānām-indra berkata: “Kini Tathāgata berada di Negeri Magadha, di Rājagṛha, di Hutan Bambu Karaṇḍa, bersama dengan sekumpulan besar bhikṣu yang berjumlah 500 orang.”



天子報言:「我今無有此力,可得至彼,覲省如來。」
Devaputra itu menjawab: “Aku tidak memiliki kekuatan sekarang untuk ke sana dan melawat Tathāgata.”



釋提桓因報言:「天子。當知!右膝著地,長跪叉手,向下方界,而作是說:
Śakra devānām-indra menjawab: “Devaputra, ketahuilah! Berlututlah dengan lutut kananmu menyentuh tanah dan, dengan berañjali menghadap ke dunia di bawah, ucapkanlah:

『唯願!世尊。善觀察之。今在垂窮之地,願矜愍之。我今自歸三尊,如來無所著。』」
‘Kiranya Bhagavan memperhatikan! Berbelaskasihlah kepada saya yang kini merendah di tanah. Kini saya berlindung kepada Tiga Yang Mulia, kepada Tathāgata sang Arhat.’ ”



是時,彼天子隨釋提桓因言,即便長跪向下方,自稱姓名,自歸佛、法、眾,盡其形壽為真佛子,非用天子。
Maka dengan mengikuti nasihat Śakra devānām-indra, devaputra itu pun berlutut menghadap ke arah bawah, menyebutkan namanya sendiri, dan berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Saṅgha. Ia bertekad seumur hidup untuk menjadi siswa sejati Buddha dan bukan dewa-dewa.

如是至三說此語已,不復處豬胎,乃當更生長者家。
Begitulah, setelah mengucapkan perkataan ini tiga kali, ia tidak lagi harus mendiami rahim seekor babi, tetapi akan terlahirkan kembali dalam keluarga perumahtangga.



是時,彼天見此緣已,即向釋提桓因,而說此偈:
Sesudah melihat kondisi kelahirannya tersebut, berkatalah devaputra itu kepada Śakra devānām-indra dalam gāthā berikut:

「善緣非惡緣  為法非為財
 導引以正道  此者尊所歎
 蒙尊不墮惡  豬胎甚難因
 自察生長者  因彼當見佛」

“Kondisi yang baik dan bukan kondisi yang buruk;
demi Dharma dan bukan demi harta.
Membimbingku dalam Jalan yang Benar
— karena hal inilah Tuan pantas dipuji.

Berkat Tuanlah aku terhindar dari jalur rendah,
dari penyebab kesukaran di dalam rahim babi.
Kuamati sendiri bahwa aku akan terlahir dalam keluarga perumahtangga,
dan, karena hal itu, kelak aku dapat bertemu Buddha.”



是時,天子隨時壽長短,生羅閱城中,大長者家。是時,長者婦自知有娠。十月欲滿,生一男兒,端正無雙,世之希有。
Maka sesuai dengan jangka usianya, devaputra itu pun terlahir di Rājagṛha, dalam keluarga perumahtangga besar. Maka istri sang perumahtangga pun mendapati dirinya tengah mengandung. Tatkala hampir genap sepuluh bulan, ia melahirkan seorang putra yang rupawan tiada duanya — suatu hal yang jarang di dunia.



是時,釋提桓因已知此兒向十歲,數數往告:「汝可憶本所作緣本!
Selanjutnya, sewaktu Śakra devānām-indra mengetahui bahwa anak ini hampir berusia sepuluh tahun, datanglah ia berulang-kali memberitahunya: “Ingatlah akan kondisi yang telah kauciptakan dahulu!

自言:『我當因彼見佛。』今正是時,可見世尊。若不往者,後必有悔。」
Engkau sendiri telah berkata: ‘Karena hal itu, kelak aku dapat bertemu Buddha.’ Kini adalah saatnya, dan engkau dapat menemui Bhagavan. Jika tidak, tentu engkau akan menyesal nanti.”



是時,尊者舍利弗到時,著衣持缽,入羅閱城乞食。漸漸往至彼長者家,在門外靜然而住。
Kemudian Bhadanta Śāriputra, ketika sudah waktunya, dengan mengenakan jubah dan memegang mangkuk, masuk ke Rājagṛha untuk berpiṇḍapāta. Lambat laun tibalah ia di rumah perumahtangga itu dan berdiri dengan tenang di muka pintu.



爾時,長者子見舍利弗著衣持缽,容貌殊特。見已,便往至舍利弗前,而作是說:「汝今是誰?為誰弟子?為行何法?」
Pada saat itu putra sang perumahtangga pun melihat Śāriputra yang berjubah dan memegang mangkuk, amat anggun penampilannya. Setelah melihatnya, maka dihampirinya Śāriputra seraya berkata: “Anda siapa? Murid siapakah Anda? dan ajaran apa yang Anda laksanakan?”



舍利弗言:「我師出釋種。於中出家學道。師名如來、至真、等正覺,恒從彼受法。」
Śāriputra berkata: “Guruku berasal dari kaum Śākya. Dalam Ajaran-Nya aku meninggalkan rumah-tangga dan mempelajari Jalan. Guruku disebut Tathāgata, Arhat, Samyak-saṃbuddha, dan dari-Nya aku senantiasa menerima Dharma.”



是時,小兒即向舍利弗,而說此偈:
Lalu anak kecil itu berkata kepada Śāriputra dalam gāthā berikut:

「尊今靜然立  持缽容貌整
 今欲求何等  與誰在此住」

“Yang Mulia yang kini berdiri dengan tenang,
berpenampilan anggun sambil memegang mangkuk —
apakah yang hendak Yang Mulia cari?
demi siapakah Yang Mulia diam di sini?”



是時,舍利弗復以偈報曰:
Maka Śāriputra menjawabnya pula dengan gāthā:

「我今不求財  非食非服飾
 故來為汝故  善察聽我語
 憶汝本所說  天上言誓時
 人中當見佛  故來相告耳
 諸佛出興難  說法亦復然
 人身不可獲  亦如優曇花
 汝今隨我來  俱覲如來容
 必當為汝說  至要之善處」

“Kini aku bukan meminta harta,
bukan pula makanan atau pakaian.
Demi engkaulah aku datang.
Dengarlah ucapanku dan perhatikanlah:

Ingatlah apa yang sudah kaukatakan,
tatkala engkau mengucap tekad di alam surga,
‘Di alam manusia aku akan menemui Buddha.’
Untuk memberitahumulah maka aku datang.

Kemunculan para Buddha sangatlah langka.
Demikian pula halnya dengan pembabaran Dharma.
Tubuh manusia ini tidak mudah diperoleh,
bagaikan bunga udumbara.

Sekarang marilah engkau mengikut aku
untuk berjumpa seutuhnya dengan Tathāgata.
Bagimu tentu Ia akan bersabda
pokok-pokok ajaran yang esensial.”



是時,長者子聞舍利弗語已,即往至父母所,頭面禮足,在一面立。
Setelah mendengar perkataan Śāriputra, maka putra perumahtangga itu pun menemui ayah-ibunya, bernamāskara di bawah kaki mereka, dan berdiri di satu sisi.

是時,長者子白父母言:「唯願!聽許。至世尊所,承事禮敬,問訊康強。」
Lalu berkatalah putra perumahtangga itu kepada ayah-ibunya: “Berkenanlah kiranya memberi saya izin ke tempat Sang Bhagavan, untuk melayan dan memberi hormat, untuk menanyakan kabar kesehatan Beliau.”



父母報曰:「今正是時。」
Jawab ayah-ibunya: “Kinilah waktu yang tepat.”



長者子即集香花,及好白氎,共尊者舍利弗,相隨往至世尊所,頭面禮足,在一面住。
Putra perumahtangga itu pun mengumpulkan bebungaan yang wangi serta sehelai kain beludru halus, lalu mengikuti Bhadanta Śāriputra bersama-sama menuju ke tempat Bhagavan, bernamaskāra di bawah kaki Beliau, dan berdiam di satu sisi.



爾時,舍利弗白世尊言:「此長者子居此羅閱城中,不識三尊。唯願!世尊。善與說法,令得度脫。」
Pada saat itu berkatalah Śāriputra kepada Bhagavan: “Putra perumahtangga ini tinggal di Kota Rājagṛha, namun tidak mengenal Tiga Yang Mulia. Berkenanlah kiranya, ya Bhagavan, membabarkan Dharma kepadanya sehingga ia memperoleh Pembebasan!”



是時,長者子遙見世尊威容端正,諸根寂靜,有三十二相、八十種好,莊嚴其身;亦如須彌山,出衆山上;面如日月,視之無厭;前進禮足,在一面住。
Dari kejauhan terlihatlah oleh putra perumahtangga itu Bhagavan dengan penampilan-Nya yang rupawan; indera-Nya yang tenang; 32 ciri agung serta 80 tanda tambahan yang menghiasi tubuh-Nya, yang bagaikan raja gunung, Sumeru, mencuat di antara segala gunung; wajah-Nya yang seumpama matahari dan rembulan, tidak membosankan bila dipandang. Lalu majulah ia ke depan, bernamaskāra di bawah kaki Beliau, dan berdiam di satu sisi.

爾時,長者子即以香華,散如來上。復以新白氎,奉上如來,頭面禮足,在一面住。
Pada saat itu putra perumahtangga itu pun menaburkan bebungaan wanginya ke atas Tathāgata. Dibentangkannya pula kain beludru barunya ke atas Beliau, dan kembalilah ia bernamaskāra di bawah kaki Tathāgata, serta berdiam di satu sisi.



是時,世尊漸與說法。所謂論者:施論、戒論、生天之論,欲爲不淨,漏為是大患,出家為要。
Selanjutnya secara bertahap Bhagavan membabarkan Dharma kepadanya, yakni: topik-topik tentang berderma (dānakathā), tentang moralitas (śīlakathā), tentang kelahiran di surga (svargakathā), tentang ketidakmurnian hawa nafsu, tentang kebocoran batin (āsrava) yang merupakan penyakit utama, tentang pentingnya meninggalkan keduniawian (pravrajya).



是時,世尊已知小兒心開,意解諸佛世尊常所說法:苦、習、盡、道。
Tatkala itu Bhagavan mengetahui bahwa batin anak kecil ini telah terbuka, pikirannya telah mengerti Dharma yang senantiasa dibabarkan oleh para Buddha-Bhagavan, yakni: tentang penderitaan (duḥkha), penyebab penderitan (samudaya), akhir penderitaan (nirodha), dan Jalan menuju akhir penderitaan (marga).

是時,世尊盡與彼長者子說是時,長者子即於座上,諸塵垢盡,得法眼淨,無復瑕穢。
Ketika telah selesai Bhagavan berkata-kata kepada putra perumahtangga itu, dari tempat duduknya putra perumahtangga itu pun terbebas dari segala debu, memperoleh mata Dharma yang bersih, tanpa noda kekotoran.



是時,長者子即從座起,頭面禮足,白世尊言:「唯願!世尊,聽使出家,得作沙門。」
Maka bangkitlah putra perumahtangga itu dari tempat duduknya, bernamaskāra di bawah kaki Bhagavan dan berkata: “Berkenanlah kiranya, ya Bhagavan, mengizinkan saya meninggalkan rumah-tangga untuk menjadi śramaṇa!”



世尊告曰:「夫為道者,不辭父母,不得作沙門。」
Bhagavan berkata: “Seorang pencari Pencerahan yang tidak meninggalkan ayah-ibunya tidak dapat menjadi śramaṇa.”



是時,長者子白世尊言:「要當使父母聽許。」
Lalu berkatalah putra perumahtangga itu kepada Bhagavan: “Biarlah saya memohon ayah-ibu agar memberikan izin.”



世尊告曰:「今正是時。」
Bhagavan berkata: “Kinilah waktu yang tepat.”



爾時,長者子即從座起,頭面禮足,便退而去,還至所在,白父母言:「唯願!聽許。得作沙門。」
Pada saat itu bangkitlah putra perumahtangga itu dari tempat duduknya, bernamaskāra di bawah kaki Bhagavan, dan mengundurkan diri. Ia kembali ke rumahnya dan berkata kepada ayah ibunya: “Berkenanlah kiranya memberikan saya izin untuk menjadi śramaṇa.”



父母報言:「我等今日,唯有一子。然家中生業,饒財多寶。行沙門法,甚為不易。」
Jawab ayah-ibunya: “Kini kami hanya memiliki engkau satu-satunya anak kami. Di samping itu keluarga kita mengelola bisnis dan memiliki banyak kekayaan. Sungguh tidak mudah bagimu untuk menjalankan kehidupan sebagai śramaṇa.”



長者子報言:「如來出世,億劫乃有,甚不可遇,時時乃出耳!亦如優曇缽華,時時乃有耳,如來亦復如是,億劫乃出耳!」
Putra perumahtangga itu menjawab: “Tathāgata muncul di dunia setelah berkoṭi-koṭi kalpa; sungguh langkalah Beliau dijumpai dan hanya saat-saat tertentu Ia muncul! Bagaikan bunga udumbara yang muncul pada saat-saat tertentu, demikian pulalah Tathāgata muncul setelah berkoṭi-koṭi kalpa!”



是時,長者子父母,各共嘆息,而作是言:「今正是時,隨汝所宜。」
Maka ayah-ibunya, setelah masing-masing menghela nafas, berkata: “Kinilah waktu yang tepat, perbuatlah apa yang menurutmu sesuai.”



是時,長者子頭面禮足,便辭而去,往至世尊所,頭面禮足,在一面立。
Lalu bernamaskāralah putra perumahtangga itu di bawah kaki mereka, mengundurkan diri, dan pergi. Ia kembali ke tempat Bhagavan, bernamaskāra di bawah kaki Beliau, dan berdiri di satu sisi.



爾時,彼長者子白世尊言:「父母見聽。唯願!世尊。聽使作道。」
Pada saat itu berkatalah putra perumahtangga itu kepada Bhagavan: “Ayah dan ibu telah memberi saya izin. Berkenanlah kiranya, ya Bhagavan, mengizinkan saya menjadi śramaṇa!”



爾時,世尊告舍利弗:「汝今度此長者子,使作沙門。」
Pada saat itu Bhagavan memberitahu Śāriputra: “Kini tahbiskanlah putra perumahtangga ini agar ia menjadi śramaṇa.”



舍利弗對曰:「如是!世尊。」
Jawab Śāriputra: “Baiklah, ya Bhagavan!”



爾時,舍利弗從佛受教,度作沙彌,日日教誨。
Pada saat itu, setelah menerima instruksi dari Buddha, Śāriputra pun menahbiskannya menjadi śrāmaṇera, dan membimbingnya hari demi hari.



是時,彼沙彌在閑靜處,而自剋修所以族姓子出家學道,剃除鬚髮,修無上梵行者,欲得離苦。
Maka di tempat yang sunyi (araṇya) śrāmaṇera itu berdiam dan melatih dirinya sendiri sebagaimana yang dilakukan oleh putra-putra berbudi dari keluarga baik-baik yang, demi mempelajari Jalan, meninggalkan rumah-tangga, mencukur rambut dan jenggotnya, menempuh kehidupan murni (brahmacarya) tiada tara karena ingin terbebas dari penderitaan.

是時,沙彌即成阿羅漢,往至世尊所,頭面禮足,白世尊言:「我今已見佛聞法,都無有疑。」
Ketika itu śrāmaṇera tersebut menjadi seorang arhat, dan ia pun pergi ke tempat Bhagavan, bernamaskāra di bawah kaki Beliau, dan berkata: “Setelah kini saya bertemu Buddha dan mendengar Dharma, tiada lagi keragu-raguan dalam diri saya.”



世尊告曰:「汝今云何見佛聞法,而無狐疑?」
Bhagavan berkata: “Bagaimanakah engkau kini, setelah bertemu Buddha dan mendengar Dharma, tidak memiliki keragu-raguan lagi?”



沙彌白佛言:「色者無常,無常者即是苦,苦者是無我,無我者即是空,空者非有、非不有。亦復無我,如是智者所覺知。
Śrāmanera itu berkata kepada Buddha: “Rupa adalah tidak-kekal; ketidakkekalan berarti penderitaan; penderitaan adalah tanpa-aku; tanpa-aku berarti kosong; kekosongan berarti bukannya ada, bukan pula tiada. Tanpa-aku inilah yang diinsafi oleh para bijaksana.

痛、想、行、識無常,無常者是苦,苦者無我,無我者是空,空者非有、非不有。此智者所覺知。
Perasaan, pencerapan, bentukan mental, dan kesadaran adalah tidak-kekal; ketidakkekalan berarti penderitaan; penderitaan adalah tanpa-aku; tanpa-aku berarti kosong; kekosongan berarti bukannya ada, bukan pula tiada. Inilah yang diinsafi oleh para bijaksana.

此五盛陰無常、苦、空、無我、非有,多諸苦惱,不可療治,恒在臭處,不可久保,悉觀無有我。今日觀察此法,便為見如來已。」
Kelima kumpulan agregat (pañcaskandha) ini tidak-kekal, merupakan penderitaan, kosong, tanpa-aku, bukannya ada, [bukan pula tiada,] mengandung banyak kesengsaraan, sukar disembuhkan, senantiasa berada dalam kebusukan, sukar dipertahankan. Semuanya ini saya amati tidak memiliki ‘aku’. Setelah hari ini saya mengamati hal ini, maka saya menemui Tathāgata.”



世尊告曰:「善哉!善哉!沙彌。即聽汝為大沙門。」
Bhagavan berkata: “Bagus, bagus, śrāmaṇera! Kuiizinkan engkau untuk menjadi śramaṇa besar (= bhikṣu).”



爾時,彼沙彌聞佛所說,歡喜奉行。
Pada saat śrāmaṇera itu mendengar apa yang disabdakan Buddha, dengan gembira ia melaksanakannya.






—— Ekottara Āgama, Kelompok Lima.
Sūtra ke-6 dari varga XXXII, “Timbunan Kebaikan” (善聚品).
Tiada padanan Pāli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar